Please, Remember Me!

image


Auhtor : Blue Rose Spring

Title : Please, Remember Me!

Cast : Cho KyuHyun, Lee HiuHwi, others.

Ganre : Romance

Lenght : Oneshot

Rated : PG-17 / Straight

PS; yang ga suka, jangan baca. Langsung pencet ‘back’ aja ga papa…

Sakit, ketika orang yang kau cintai tidak mengingatmu.
Sakit, ketika melihat kau tersenyum bukan untukku.
Sakit, ketika kau selalu mengacuhkanku.
Meskipun begitu, aku akan tetap bertahan untuk mencintaimu.

Gelapnya malam menjadi pemandangan tersendiri bagi seorang gadis berambut panjang bernama Lee Hiuhwi. Gadis ini sepertinya senang sekali memandang langit malam, langit yang di penuhi dengan berbagai benda berkelap-kelip di atas sana. Angin yang berhembus lembut membuat rambut panjang HiuHwi yang dibiarkan tergerai kini sedikit tertiup angin, menutupi sebagian wajahnya sehingga sesekali jemari lentiknya menyelipkan helaian itu ke belakang telinga.

“Sedang apa kau di sini Hiuhwi-ya?” Suara lembut dan sentuhan di bahu kiri gadis ini membuatnya menoleh ke samping kiri. Di sampingnya kini telah ada seorang gadis yang tersenyum padanya. “Eonni..” Lirih HiuHwi membalas senyum Ahra.

“Kau belum tidur hum?” Ahra ikut memandang langit malam yang terlihat indah malam ini, tidak seperti malam sebelumnya yang begitu pekat.

“Aku belum mengantuk. Eonni sendiri belum tidur?”

“Aku ke sini hanya untuk memastikanmu apakah sudah tidur atau belum.”
Ahra menoleh ke arah adik iparnya, ia mengulurkan tangan kanannya untuk mengelus rambut panjang Hiuhwi. “Aku tahu kau sedang memikirkannya, bukan?”

Hiuhwi menoleh seketika dengan raut tidak mengerti. “Memikirkan apa?”

“Kyuhyun. Memang kau memikirkan apalagi kalau bukan itu huh? Eonni tahu kau sedih karena Kyuhyun tidak mengingatmu. Maafkan dia, Hiuhwi-ya.”

“Eonni jangan meminta maaf padaku. Eonni ataupun Kyuhyun tidak bersalah. Akulah yang seharusnya meminta maaf pada kalian semua, karena aku Kyuhyun Oppa jadi begini.” Hiuhwi menundukan kepala, kelopak matanya terasa berat dan memanas, dengan sendirinya butiran bening itu pun lolos dari kedua sudut matanya. Ahra yang melihatnya segera memeluk Hiuhwi untuk menenangkanya.

“Tidak Hwi-ya, kami tidak menyalahkanmu. Sama sekali tidak. Mungkin ini ujian dari Tuhan untuk kalian hadapi. Eonni yakin Kyuhyun pasti dapat mengingatmu kembali, Eonni yakin itu, Hwi-ya. Jadi, jangan menyerah untuk membuat Kyuhyun mengingatmu lagi. Kami pun akan membantumu. Uljima Hwi-ya…”

Hiuhwi tidak menjawab hanya mengangguk singkat. Ahra memang benar, bahwa keluarga Kyuhyun sama sekali tidak menyalahkannya atas kejadian yang menimpa Kyuhyun bulan lalu. Tapi, ia yang menyalahkan dirinya sendiri. Karena dia, Kyuhyun mengalami kecelakaan itu, kecelakaan yang hampir saja merebut Kyuhyun dari sisi mereka.

“Sudah larut, kau istirahatlah, Hwi-ya. Bukankah mulai besok kau akan pulang ke apartemen?” Ucap Ahra tiba-tiba dan melepaskan pelukan mereka ketika Hiuhwi sudah meredakan tangisnya.

“Nde, Eonni.”

“Kalau begitu istirahatlah, jangan begadang.”

“Nde, jalja.” Sepeninggal Ahra, Hiuhwi tidak langsung masuk kamar. Gadis ini masih setia di tempatnya. Memandang langit di balkon kamarnya.

Gadis ini kembali teringat tentang pertengkarannya dengan Kyuhyun tempo hari, sebelum Kyuhyun mengalami kecelakaan dan mengakibatkan pria itu mengalami kerusakan kecil pada otak belakangnya. Mengakibatkan sebagian memorinya hilang, tepatnya kejadian selama 5 tahun terakhir yang tidak dapat di ingatnya. Itu berarti ingatan selama mengenal Hiuhwi 4 tahun lalu tidak ada yang di ingat satupun oleh Kyuhyun. Bukankah itu menyakitkan tidak di ingat oleh orang yang kau cintai?

Tes

Butiran itu kembali mengaliri kedua pipi Hiuhwi yang kini terlihat tirus, tidak seperti sebelum kecelakaan itu terjadi.

“Andai waktu itu kita tidak bertengkar Oppa, pasti tidak akan seperti ini.” Hiuhwi membiarkan kedua pipinya basah oleh air mata. Rasa sesak yang dirasanya sungguh menghimpit saluran pernafasan. Seperti tertimpa benda yang amat besar dan berat.

“Apa sebegitu marahnya kau Oppa? Marah karena aku belum ingin mempunyai malaikat kecil di kelurga kecil kita? Mianhae, jeongmal mianhae.”

Hiuhwi sudah berusaha sebisa mungkin agar Kyuhyun perlahan mulai mengingatnya tapi belum juga membuahkan hasil, masih sama. Tidak mengingat Hiuhwi, bahkan foto pernikahan mereka pun dianggap palsu oleh Kyuhyun. Itulah yang membuat gadis berambut panjang ini selalu merasa sedih meskipun terlihat ceria dihadapan semua orang.

**

Sudah beberapa hari Hiuhwi kembali ke apartemen miliknya dan tentu saja bersama Kyuhyun atas saran dan desakan kedua orang tua mereka. Dokter pun menyarankan agar Kyuhyun tinggal di tempat di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama agar ingatan Kyuhyun cepat pulih.

“Selamat pagi Oppa…” Dengan riang dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, gadis ini membangunkan Kyuhyun yang masih terlelap dalam tidurnya.

“Oppa… bangunlah, ini sudah siang.” Kembali Hiuhwi bersuara. Dengan malas Kyuhyun membuka matanya.
“Bisakah kau tidak mengganggu tidurku Hiuhwi-ssi? Aku masih mengantuk!” Meskipun suara Kyuhyun terdengar masih mengantuk tapi Hiuhwi dapat mendengar nada tidak suka dari kalimat Kyuhyun. Tapi bukan itu masalah yang membuat gadis ini menghela nafas, melainkan Kyuhyun menggunakan embel-embel ‘ssi’ pada namanya. Padahal dulu Kyuhyun tidak pernah memanggilnya seperti itu.

“Ayolah, Oppa, hari ini kita jalan-jalan. Aku ingin menunjukkan tempat yang dulu sering kita kunjungi.” Bujuk Hiuhwi dengan lembut.
“Anni. Aku lelah, tidak ingin ke mana-mana. Kau pergi saja sendiri.” Kyuhyun kembali membaringkan badannya dan menarik selimut hingga batas leher.

“Oppa… ayolah bangun. Aku ingin kita jalan-jalan berdua, bukannya aku sendiri yang pergi.”

“Aku tidak mau! Kenapa kau masih memaksa hah?! Kau menyebalkan sekali. Aku sudah lelah mengikuti semua keinginanmu juga semua orang. Sampai kapan pun aku tidak ingin mengingatmu atau yang lainnya. Itu membuat kepalaku sakit. Pergi! Aku ingin tidur!” Bentakan yang cukup keras serta Kyuhyun yang terlihat begitu marah pada Hiuhwi, membuat gadis itu sesak. Dengan perlahan gadis ini bangun dari posisi duduk di samping ranjang, mundur beberapa langkah.

“Mianhamnida Oppa. Aku akan pergi sendiri, mianhae, sudah mengganggu tidurmu.” Dengan cepat Hiuhwi segera pergi dari kamar Kyuhyun. Ia tidak mengira Kyuhyun akan membentaknya seperti itu. Meskipun selama Hiuhwi mengenal Kyuhyun 4 tahun, belum pernah sekalipun Kyuhyun membentaknya seperti tadi. Yah, memang kadang Kyuhyun berbicara kasar tapi tidak pernah membentaknya.

Kyuhyun memandang kepergian Hiuhwi dengan raut sulit diartikan. Melihat gadis itu menangis sungguh membuatnya merasakan sesak di dada. Sebenarnya ia pun ingin mengingat semua masa lalunya, tapi ketika ia mulai mencoba untuk mengingatnya kepalanya akan berdenyut sakit dan ia benci itu.

Shit.. Selalu seperti ini.” Lirihnya dengan memegangi kepalanya yang mulai terasa sakit.

***

Hari sudah beranjak sore ketika Hiuhwi selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Gadis ini melihat jam dinding yang menunjukan pukul 15.40 KTS.
“Cepat sekali sudah sore.” Gumamnya dengan mengelap peluh yang ada di keningnya dengan handuk kecil.
Tidak sengaja mata bulatnya melihat ke arah Kyuhyun yang masih asyik dengan laptopnya, entah apa yang di kerjakan pria itu sejak makan siang tadi. Duduk di sofa dengan memangku laptop hitam miliknya.

“Oppa…” Panggilan Hiuhwi menghentikan jemari Kyuhyun yang sedang sibuk mengetik, entah apa itu, hanya sebentar kemudian kembali sibuk menggerakkan kembali jemarinya.

“Hm?”

“Aku akan pergi berbelanja di supermarket dekat sini. Apa kau mau ikut atau ingin membeli sesuatu? Biar nanti aku carikan.”

“Tidak. Aku bisa mencarinya sendiri.” Kyuhyun menjawab pertanyaan gadis ini tanpa menatapnya sedikitpun.

Hiuhwi mengangguk singkat. “Kalau begitu aku pergi. Annyeong.”

Kyuhyun menoleh setelah Hiuhwi berjalan menjauh darinya, menuju pintu apartemen. “Kenapa aku masih tidak bisa mengingatmu Hiuhwi-ssi… Apa yang membuatku bisa melupakanmu?” Tanyanya pada diri sendiri. Ini sudah lebih dari sebulan Kyuhyun tinggal berdua dengan Hiuhwi, tapi sedikitpun belum ada ingatan yang di ingatnya tentang gadis itu. Apa ia dulu sebegitu marahnya dan ingin melupakan kenangannya dengan Hiuhwi sehingga tidak ingin mengingatnya?

Kyuhyun melihat photo dalam ukuran besar yang terpajang indah dihadapannya. Dalam photo itu ia terlihat tampan dengan setelan texudo putih dan Hiuhwi pun terlihat begitu cantik dengan gaun pengantin model mermaids. Mereka tersenyum dan saling memandang penuh cinta.

“Di photo itu aku bahkan terlihat begitu mencintai gadis pendek itu, tapi kenapa tidak ada satupun yang aku ingat tentangnya. Sebenarnya aku ini kenapa huh?” Geramnya pada diri sendiri.
Ia sudah bertanya dengan dokter yang merawatnya dulu ketika ia kecelakaan dan mengalami koma. Kata Dokter Jung, ia mengalami amnesia tapi bersifat sementara. Karena ada kerusakan kecil dengan otak belakangnya yang terkena pecahan kaca. Dokter tidak bisa memperkirakan kapan ia bisa sembuh, tapi Doker Jung yakin bahwa Kyuhyun bisa sembuh dan mengingat kembali masa lalunya yang ia lupakan selama 5 tahun terakhir.

Kyuhyun merasa trenyuh bila melihat wajah Hiuhwi yang terlihat ceria tapi dibalik senyumnya, gadis itu menyimpan beban yang berat. Pasti Hiuhwi merasa terpukul karena dirinya tidak bisa mengingat Hiuhwi.

***

Hari semakin larut namun Hiuhwi belum juga kembali. Hal itu membuat Kyuhyun sedikit khawatir.
“Ke mana gadis itu huh? Kenapa belanja lama sekali? Bukankah supermarketnya dekat dari sini, hanya 3 blok saja. Kenapa sampai sekarang belum juga pulang?” Kyuhyun berjalan dengan gusar ke sana kemari dengan berkali-kali melihat ke arah pintu kemudian jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 malam tapi gadis itu belum juga kembali.

Mendengar nada pip pip yang berarti menandakan ada yang membuka pintu apartemen, Kyuhyun dengan cepat kembali duduk di sofa dan berpura-pura menonton tv untuk menutupi kecemasannya.

“Aku pulang.” Seru Hiuhwi begitu masuk ke dalam rumah kemudian mengganti sepatu dengan sandal rumah bulu kesayangannya. Kedua tangannya penuh dengan kantong-kantong plastik belanjaan.

“Dari mana saja kau huh?”

Suara baritone yang sudah dihapalnya itu membuat langkah Hiuhwi yang akan menuju dapur terhenti. Gadis ini menoleh ke belakang, ke arah Kyuhyun yang sedang memandangnya tajam.

“Bukankah aku sudah bilang padamu kalau aku berbelanja?” Jawab Hiuhwi takut-takut. Ia sepertinya tahu bahwa Kyuhyun pasti marah karena pergi terlalu lama. Itu karena ia bertemu dengan teman lamanya–Kim Yura, sehingga mereka memutuskan untuk mengobrol sebentar, tapi ternyata kebablasan hingga petang.

“Apa supermarketnya sudah pindah sehingga kau lama sekali huh?”

“Itu karena aku bertemu teman lama, jadi kami mengobrol sebentar.”

“Dan meninggalkanku sendiri di rumah huh?” Kyuhyun menatap tajam Hiuhwi

“Tapi, bukankah tadi aku sudah mengajakmu dan kau bilang tidak mau ikut. Kenapa sekarang aku yang di salahkan?”

“Aku tidak menyalahkanmu. Seharusnya kau juga menelponku dan bilang akan pulang terlambat sehingga aku tidak menunggumu.”

Hiuhwi mengerjapkan matanya beberapa kali. “Kau menungguku, Oppa? Apa itu berarti kau mencemaskanku?”

“Siapa yang mencemaskanmu huh? Aku menunggumu karena aku lapar, aku tidak bisa memasak jadi menunggumu. Sudah cepat memasak, aku lapar, ingin makan.” Kyuhyun melenggang pergi masuk kamar meninggalkan Hiuhwi yang menggrutu tidak jelas. Hiuhwi pikir Kyuhyun menunggunya karena mencemaskan keadaannya, tapi ternyata karena kelaparan.

“Dasar menyebalkan.” Dengan menghentakan kaki, Hiuhwi berjalan ke dapur. Meletakan semua kantong belanjaannya di atas meja, memakai apron dan mulai membuka satu persatu belanjaannya untuk mulai memasak, membuat makan malam untuk suami tercintanya.

——***o0o***——

Hiuhwi menata beberapa kotak makan siang dengan rapi kemudian membungkusnya dengan kain berwana biru bunga-bunga. Dengan senyum mengembang gadis ini berjalan keluar apartemennya. Ia berniat akan ke kantor Kyuhyun untuk mengantarkan makan siang.

“Pasti Kyuhyun Oppa terkejut aku datang. Hihihi.” Hiuhwi terkikik begitu membayangkan reaksi Kyuhyun yang terkejut akan kedatangannya nanti, karena ia tidak memberi tahu akan kedatangannya. Dulu, pernah Hiuhwi bekerja di kantor bersama Ahra tapi kemudian Kyuhyun marah padanya dan memintanya agar tetap di rumah saja, tidak usah bekerja. “Seorang istri tempatnya dirumah bukan di kantor. Melayani suami dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anak itulah yang aku inginkan dari pernikahanku denganmu Hwi-ya.” Itulah alasan yang diberikan Kyuhyun ketika Hiuhwi memprotes agar di perbolehkan tetap bekerja.

Hiuhwi berhenti di ruang sekertaris Kyuhyun untuk bertanya keberadaan Kyuhyun. “Annyeong, Haemi Eonni..” Sapa Hiuhwi begitu ia sampai di depan meja Haemi–sekertaris Kyuhyun.

“Annyeong… Hwi-ya!” Haemi bersorak senang begitu ia bisa melihat Hiuhwi ada dihadapannya. Sudah lama sekali ia tidak melihat gadis ini, gadis yang sudah dianggapnya sebagai adik perempuan karena usia mereka yang terpaut 4 tahun.

Hiuhwi tersenyum dan membalas pelukan Haemi yang memeluknya. “Wah.. Ada apa gerangan Nyonya Cho datang kemari?” Canda Haemi begitu melepaskan pelukannya. Hiuhwi tertawa renyah mendengar godaan Haemi.
“Eonni jangan memanggilku seperti itu.” Tegurnya dengan mencubit kecil lengan Haemi yang terbungkus blazer hitam. Haemi hanya tertawa mendengar rajukan Hiuhwi.

“Kenapa? Bukankah benar kau memang Nyonya Cho heh? Lalu apa salahnya aku memanggilmu seperti itu?”

“Tidak perlu seperti itu Eonni-ya, cukup Hiuhwi. Bukankah dulu seperti itu hum?”

“Itu dulu, sebelum kau menikah dengan Cho Kyuhyun pemilik Sky Enterprise. Karena sekarang kau sudah menikah dengannya otomatis namamu menjadi Nyonya Cho.”

“Tapi itu tidak enak di dengar Eonni, cukup Hiuhwi saja ne?”

“Arra. Ngomong-ngomong, tumben kau datang, ada apa? Apa kau akan bekerja di sini lagi eoh?”

“Anni. Aku ingin ketemu Kyuhyun. Apa dia ada?” Hiuhwi menjawabnya dengan senyum serta menunjuk rantang makan yang terbungkus kain biru di tangan kanannya. Haemi tersenyum mengangguk.

“Ada, di ruangannya. Kau masuk saja.”

“Baiklah, aku akan ke sana.”

“Perlu aku antar?” Tawar Haemi namun Hiuhwi menggeleng sebagai jawaban tidak.
“Terima kasih, tapi aku bisa ke sana sendiri. Eonni teruskan saja perkerjaannya. Annyeong.”

“Annyeong..”

Hiuhwi dengan langkah pelan menuju ruangan Kyuhyun yang terletak di sudut lorong yang tidak jauh dari ruangan Haemi tadi. Ia berniat membuka pintu ketika mendengar suara seorang gadis ada dalam ruangan itu. Ia mengurungkan niatnya.
Ia lebih memilih mendengarkan dari pada masuk dan melihat siapa gadis itu.

“Kau jahat sekali tidak mengundangku di pesta pernikahanmu. Lalu seperti apa gadis itu heh? Apa gadis itu sangat istimewa sampai kau membawanya ke tali suci pernikahan?” Cecar gadis cantik berambut sebahu, Kim Saejin.

Kyuhyun menggaruk tengkuknya, bingung harus menjelaskan bagaimana. Ia sama sekali tidak ingat kebersamaan dirinya dengan istrinya–Hiuhwi–jadi apa yang harus di jelaskan, ia pun tidak tahu.

“Hei, aku bertanya padamu Tuan Cho, kenapa kau malah terlihat bingung begitu?”

“Aku bingung harus menjelaskannya dari mana.” Aku Kyuhyun jujur. Saejin mendecak, kebiasaan Kyuhyun ternyata tidak berubah–susah untuk mengapresiasikan sesuatu–dan itu sudah dari ia mengenal pria ini, sejak Junior High School.

“Masa kau tidak bisa mendeskripsikan istrimu? Aku yakin dia orang yang cantik dan istimewa sehingga kau sampai begini.”

“Mwo? Cantik? Anniya. Dia biasa saja, bahkan jauh dari type ideal-ku. Hiuhwi, namanya. Gadis pendek dan selalu bertingkah menyebalkan di mataku. Selalu merengek bila menginginkan sesuatu. Intinya tidak sesuai dengan kriteria ideal-ku.”

“Lalu seperti apa type ideal-mu itu hum?”

Kyuhyun menyeringai, “Sepertimu!”

Saejin mengerjap-mengerjapkan matanya lucu kemudian tertawa dengan renyah. “YA! Jangan tertawa bodoh, aku sungguh-sungguh.” Bentak Kyuhyun dengan muka merah, entah itu karena malu atau marah.

Hiuhwi yang mendengar Kyuhyun dengan jelas kalimat yang terlontar dari bibir pria itu segera memilih pergi, tidak ingin mendengar lebih banyak. Ia tidak ingin mendengar yang lainnya, yang membuatnya sakit. Pipinya terasa basah, Hiuhwi mengusapnya kasar sebelum ada orang yang melihatnya.

“Lho, sudah mau pulang? Cepat sekali.” Ujar Haemi heran karena Hiuhwi sudah kembali, padahal belum ada 10 menit. Hiuhwi mengangguk singkat, “Nde, tadi Eommonim menelponku agar menemaninya pergi ke salon. Eonni, aku titip ini saja. Berikan pada Kyuhyun nanti.” Setelah mengucapkan itu Hiuhwi langsung melesat pergi tanpa menunggu jawaban dari Haemi. Ia sudah tidak sanggup lagi harus menahan air matanya.
Dan tentu saja ia tidak ingin terlihat menyedihkan dihadapan orang lain.

**

“YA! YA! Berhenti tertawa Kim Saejin, tidak ada yang lucu.” Hardik Kyuhyun dengan sebal karena Saejin yang masih saja menertawakannya.

“Kyu… Aku ini Noona-mu bodoh, aku sudah menikah!” Ucap Saejin disela tawanya.

Kyuhyun mendengus, “Aku juga tahu kalau kau sudah menikah dengan Heechul Hyung. Aku kan hanya menjawab pertanyaanmu saja tentang type ideal-ku.”

“Tapi, meskipun begitu aku yakin kalau kau sangat mencintai gadis itu bukan? Bahkan sangat kau cintai melebihi dirimu sendiri.”

“Sayangnya… Kau benar Noona,” Kyuhyun tersenyum tipis ketika menjawabnya dan ia ingat bagaimana wajah Hiuhwi. Meskipun ingatannya belum kembali tapi perasaannya tidak bisa dibohongi, bahwa ia amat sangat mencintai gadis yang selalu dikatainya ‘pendek’ itu. Apa lagi, ketika melihat raut kesal gadis itu, seperti hiburan tersendiri baginya.

“YA! Kenapa malah kau tersenyum-senyum seperti itu huh? Kau benar-benar mengerikan!”

“Aish… ralat, aku ini TAMPAN bukan MENGERIKAN.” Sela Kyuhyun cepat serta tersenyum miring. Saejin menggelengkan kepala pelan.
“Setan game paling narsis.” Desisnya yang masih bisa di dengar Kyuhyun.

**

“Haemi Noona, tolong pesankan aku makan siang ne? Aku tidak bisa keluar sekarang, masih banyak laporan yang belum aku baca.” Kata Kyuhyun pada sekertarisnya lewat telpon kemudian mematikan sambung sepihak.
“Menyebalkan! Kenapa masih banyak seperti ini huh?” Desisnya dengan prihatin melihat tumpukan map-map yang harus di periksanya hari ini. Awal dan akhir bulan memang selalu seperti ini, sibuk. Untuk menggeser badan saja terasa sangat susah, benar-benar menyita seluruh tenaga dan pikiran.

Suara ketukan di pintu menghentikan kegiatannya yang sedang membaca laporan keuangan bulan lalu, ia melihat siapa yang datang. Haemi.
“Presdir Cho, mianhamnida, ini saya bawakan makan siang yang istri Anda titipkan tadi.”
Haemi meletakan bingkisan berwarna biru di meja.

“Hiuhwi datang kemari? Kapan? Kenapa tidak memberitahuku?” Tanyanya beruntut.

“Tadi saya ingin memberitahu bahwa istri Anda datang, tapi telpon sudah di matikan. Istri Anda datang sejam lalu, ia tadinya ingin memberikan ini sendiri tapi katanya, Eomma Anda menelponnya sehingga harus segera pergi dan menitipkan ini pada saya agar memberikannya pada Anda.” Jelas Haemi membuat Kyuhyun hanya mengangguk singkat. Jujur, ia sedikit kecewa tidak bisa melihat Hiuhwi. Perkerjaannya juga masih menumpuk.

“Ya sudah, terima kasih. Kau boleh pergi sekarang.”

“Ye, permisi.”

Kyuhyun membuka kotak bekal itu, semua yang Hiuhwi masak adalah makanan kesukaannya. Dengan wajah berbinar ia mulai memakan makan itu. “Ada kemajuan,” pujinya singkat ketika merasakan chicken doritang masuk dalam mulutnya.

**

Senja telah menghilang di gelap malam. Langit hitam terlihat pekat dan kelam, angin yang bertiup pun cukup kencang membuat seorang gadis memeluk dirinya sendiri di tengah gelapnya malam. Hiuhwi, gadis ini berulangkali mengutuk kebodohan dirinya sendiri yang begitu bodoh. Ia merasa menjadi gadis paling menyedihkan di dunia ini.
Bagaimana ia bisa pulang kalau tasnya yang berisi barang-barang berharganya tertinggal di dalam bus yang tadi di tumpanginya?
Bodoh dan ceroboh bukan?

“Bagaimana ini…” Gumamnya gelisah sembari berjalan ke sana kemari dan sesekali duduk di kursi halte.

“Kyuhyun pasti akan marah padaku kalau aku belum pulang juga. Tapi, bagaimana caranya aku pulang kalau tidak ada uang juga bus yang lewat? Taxi juga tidak ada yang lewat sejak tadi. Menyebalkan!” Hiuhwi kembali duduk di kursi halte dengan perasaan resah juga takut. Resah, karena takut Kyuhyun akan memarahinya. Takut, karena ia di tempat ini sendirian, ditambah malam yang semakin larut.

“Kau juga tidak bisa diandalkan!” Rutuknya pada ponsel yang digenggamnya, ponsel itu mati, habis baterai. “Aku harus bagaimana?” Lagi, gadis ini menggumam lirih. Meskipun ini tidak musim dingin tapi tetap saja angin malam membuat gadis ini sedikit merapatkan cardigan yang dikenakannya.

**

“Dasar gadis bodoh, ceroboh! Bagaimana bisa ia lupa tidak membawa tasnya saat turun dari bis huh? Untung saja orang itu dengan baik hati mengembalikannya, bagaimana kalau tidak? Aarrgghh.. Kau membuatku gila Hwi-ya!” Gerutu Kyuhyun dengan menambah kecepatan mobil yang dikendarainya.

Kyuhyun sangat panik ketika ada seorang gadis datang ke rumahnya dengan mengantarkan tas milik Hiuhwi tanpa gadis itu. Meskipun Kyuhyun tidak mengingat Hiuhwi, tapi bukan berarti tidak cemas kan? Kyuhyun bahkan sampai menelpon keluarga juga teman-teman Hiuhwi untuk menanyakan keberadaan gadis itu, tapi nihil. Sehingga ia memutuskan untuk mencari gadis itu.

Sudah 2 jam lebih Kyuhyun mencari Hiuhwi tapi belum juga ketemu, ia bingung harus mencari ke mana lagi. Semua tempat yang mungkin Hiuhwi datangi sudah Kyuhyun singgahi tapi tidak menampakan keberadaan gadis itu.

Kyuhyun memperhatikan kiri kanan jalan yang sudah sepi. “Kau di mana Hwi-ya?” Lirihnya sedih. Sehari ini ia tidak melihat Hiuhwi, rasanya ada yang kurang dalam dirinya. Entah apa itu? Yang jelas, ketika melihat Hiuhwi rasa lelah ketika pulang dari kantor seakan menguap begitu saja setelah melihat gadis itu menyambut kepulangannya dengan senyum.

Kyuhyun memicingkan matanya ketika menangkap siluet seorang gadis sedang duduk bersandar di kursi halte. Kyuhyun memilih menghentikan mobilnya untuk melihat lebih jelas. Gadis berambut panjang dengan memakai cardigan berwarna biru dan celana jeans. Kyuhyun kemudian teringat kalimat Haemi tadi sewaktu menelpon, ia bertanya pakaian apa yang Hiuhwi pakai saat ke kantor. Dan Haemi bilang Hiuhwi memakai celana jeans dipadu t-shirt putih dengan luaran cardigan biru.

Kyuhyun membuka pintu mobil untuk memastikan bahwa gadis itu adalah Hiuhwi. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara lirih gadis itu. Ia mematung ditempatnya, dua langkah lagi ia sampai dihadapan gadis itu tapi ia urungkan ketika mendengar isak tangis gadis yang menunduk dengan bahu bergetar. Kyuhyun yakin bahwa itu Hiuhwi.

“Kenapa kau bisa tertawa dengan lepas seperti itu dengan gadis itu Kyu? Kenapa kau tidak pernah tertawa ketika denganku? Sakit, sakit Kyu.” Hiuhwi nampak memukul dadanya yang dirasa sesak. Air mata sudah membasahi kedua pipi gadis ini. “Apa aku tidak penting bagimu Kyu sehingga kau melupakanku? Apa artinya aku di hidupmu? Apa selama ini aku memang tidak ada di hatimu?”

“Kau bahkan berbicara dengan santai dan terlihat nyaman dengan gadis itu. Aku tahu dan sadar, sangat sadar malah. Aku tidak sepertinya, aku tidak cantik, aku tidak tinggi, aku juga tidak bisa memasak. Tapi, aku selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik untukmu. Meskipun, kau selama sebulan ini tidak mengingatku bahkan selalu mengacuhkanku, aku tidak marah, aku juga tetap bersabar menghadapimu, karena aku yakin kau akan kembali mengingatku. Dan aku mencintaimu, Kyu.” Hiuhwi terus saja berbicara dengan tersendat, ia tidak tahu bahwa orang yang dibicarakannya sedang berdiri tidak jauh dari posisinya.

“Gara-gara aku, kau mengalami kecelakaan itu. Bodoh! Hanya karena aku yang belum ingin mempunyai anak, kita sampai bertengkar, seharusnya aku tahu bahwa kau pasti menginginkan hadirnya malaikat kecil di keluarga kita. Aku bodoh! Aku minta maaf. Mianhamnida, jeongmal mianhamnida.” Hiuhwi memeluk kedua lututnya, tangisnya semakin menjadi. Ia tidak perduli bila ada orang yang melihatnya sedang menangis, toh.. jalanan ini sepi dan hari sudah larut. Ia hanya ingin mengeluarkan semua hal yang mengganjal di hatinya, ia ingin menghilangkan sedikit rasa sesak dalam dada. Jadi, biarlah ia menangis sepuasnya, sampai ia merasa lega.

Kyuhyun terhenyak mendengarkan kalimat-kalimat yang keluar dari bibir Hiuhwi. Melihat Hiuhwi menangis seperti itu sungguh membuatnya sesak. Dengan langkah pelan Kyuhyun mendekat ke arah gadis itu, ia ulurkan tangan kanannya untuk menyentuh kepala Hiuhwi.
“Hiuhwi…” Lirihnya ketika telapak tangannya sudah menyentuh surai hitam gadis yang sedang menangis ini.

Hiuhwi mendongakkan wajah sembabnya, mata bulatnya semakin bulat ketika mendapati Kyuhyun berdiri dihadapannya dengan jarak yang sangat dekat. “Kyu… Hyun..” Ucapnya terputus.

“Hiuhwi…” Ujar Kyuhyun sembari menarik kepala Hiuhwi dan menyandarkan di perutnya. “Sedang apa kau di sini heh? Dan kenapa menangis? Kau jadi tambah jelek!”

Hiuhwi tidak percaya bahwa Kyuhyun ada dihadapannya kini, bahkan sedang mengelus rambutnya.
‘Apa aku bermimpi?’ batin gadis ini dengan memejamkan matanya. ‘Tapi wangi ini, wangi Kyuhyun!’ Hiuhwi membuka matanya kembali ketika tangan besar Kyuhyun menangkup kedua sisi wajahnya. Pria ini sudah duduk di sampingnya, mengahadap ke arahnya. Ibu jari Kyuhyun bergerak menghapus sisa air mata yang turun dengan lembut. Tatapan mata Kyuhyun hanya tertuju pada objek di depannya, begitu juga dengan Hiuhwi.

“Kau tahu, kau membuatku cemas Hwi-ya. Kenapa kau tidak pulang hum? Kenapa ponselmu tidak aktif ?”

“Mian… Ponselku mati. Mianhamnida.” Gadis ini langsung tertunduk begitu menyelesaikan kalimatnya. Melihat tatapan Kyuhyun yang tajam membuat nyalinya semakin menciut.

“Kenapa kau bisa ada di sini? Kau berniat kabur dari rumah karena tidak berhasil membuatku ingat lagi padamu, begitu?” Mendengar kalimat Kyuhyun barusan membuat Hiuhwi sontak menatap Kyuhyun.

“Tidak!”

“Lalu apa? Kau tidak tahu bagaimana khawatirnya aku huh? Bahkan ponselmu pun tidak aktif, sehingga membuatku berpikir yang macam-macam. Dasar gadis bodoh! Pendek dan cengeng! Sangat jauh dari type ideal gadisku.”

“Aku tahu, aku memang bodoh!” Sahut Hiuhwi dengan mengalihkan tatapan matanya ke arah lain, tidak ingin melihat tatapan Kyuhyun. Sakit, rasa itu semakin memenuhi dadanya ketika Kyuhyun mengucapkannya, lagi.

Tiba-tiba Hiuhwi berdiri dari duduknya sehingga tangan Kyuhyun yang menangkup wajahnya terlepas. “Aku memang gadis bodoh! Aku tahu itu.” Ucapnya dengan terluka. “Aku bahkan tidak sebanding dengan gadis itu, aku tidak ada apa-apanya. Aku tidak bisa menjadi sepertinya, mianhae.” Hiuhwi menatap Kyuhyun nanar. Air matanya semakin banyak yang ke luar.

Kyuhyun berdiri di samping Hiuhwi, menangkup wajah gadis ini dan memaksanya agar bertatapan dengannya. “Tatap aku Hwi-ya!” Suara Kyuhyun sedikit meninggi ketika Hiuhwi mencoba melepaskan tangan Kyuhyun yang menangkup wajahnya.

“Kau gadis bodoh! Siapa yang membandingkanmu dengan gadis lain huh?” Kyuhyun menatap Hiuhwi lembut, berbeda dengan yang tadi. Meskipun suaranya terdengar marah tapi terlihat jelas bahwa pria ini sangat mengkhawatirkan Hiuhwi.

“Aku memang belum mengingatmu, tapi aku sungguh khawatir ketika aku pulang kau tidak ada di rumah. Apa lagi, ketika ada seorang gadis datang ke rumah membawa tasmu, tanpa dirimu. Kau tahu? Aku panik, Hiuhwi-ya! Pikiranku langsung kacau. Aku berfikir yang tidak-tidak tentangmu. Kau seorang gadis, di luar sendirian, tidak membawa barang apapun. Aku takut, sangat takut kau kenapa-kenapa, Hiuhwi-ya!”

“Apa kau mengkhawatirkanku Oppa?”

“Pertanyaan bodoh!” Desis Kyuhyun kesal, entah kenapa gadis ini begini bodoh. Pikirnya.

“Bukankah kau justru lebih senang kalau aku tak ada huh? Kau jadi bisa mencari gadis lain yang sesuai dengan type idealmu itu. Tidak perlu repot denganku yang selalu merecoki hidupmu. Aku tahu kau pasti selama ini tersiksa hidup denganku, menikah dengan gadis yang biasa saja, serba biasa. Tidak ada satu pun yang istimewa dari diriku!” Hiuhwi langsung menjatuhkan tatapan matanya, tidak lagi menatap Kyuhyun.

Kyuhyun menghela nafas kasar, sepertinya ia pun kesulitan untuk mengatakan apa yang ada dalam hatinya. Ia bukanlah orang yang bisa mengucapkan dengan gamblang bahwa ia menyayangi seseorang.

“Kita pulang saja, bicarakan di rumah lebih baik.” Kyuhyun mengalihkan pembicaraan dan menarik lengan Hiuhwi. Tapi gadis ini tidak juga melangkahkan kakinya, tetap ditempanya berpijak.

“Apa?” Kyuhyun menoleh kebelakang. Hiuhwi menyentuh lengan Kyuhyun yang ada di lengan kanannya kemudian melepaskannya perlahan. “Aku… Aku tidak pulang. Oppa, pulanglah.” Hiuhwi membalikkan badan, membelakangi Kyuhyun dan mulai melangkah berlawanan arah. Tidak menuju ke mobil Kyuhyun yang terparkir dekat halte.

“Gadis ini… Benar-benar…” Geram Kyuhyun dengan mengepalkan tangannya. Dengan langkah lebar ia menyusul Hiuhwi yang berjalan ke arah timur.

“YA!”

Hiuhwi kaget mendengar teriakan Kyuhyun juga lengan kanannya yang ditarik dengan kasar, dan sebelum ia sadar tubuhnya sudah terangkat. Kyuhyun membopongnya dan berjalan cepat ke arah mobil. “Oppa! Lepaskan!” Hiuhwi meronta dengan memukul dada bidang Kyuhyun.

Kyuhyun tetap berjalan kearah mobil, tidak menghiraukan teriakan ataupun pukulan yang dilayangkan Hiuhwi ke dadanya. Baru setelah sampai di samping mobil, Kyuhyun menurunkan Hiuhwi dengan cepat, memojokkan gadis ini.

Hiuhwi meringis ketika merasakan tulang punggungnya membentur badan mobil cukup keras. Kyuhyun menatapnya tajam. “Kenapa kau tidak bisa diam huh? Selalu cerewet dan banyak tingkah. Tidak bisakah kau menuruti apa kata suamimu?” Suara Kyuhyun terdengar begitu mengerikan di telinga Hiuhwi, ditambah tatapan pria ini yang terlihat seperti akan menelannya hidup-hidup.

“Bukankah kau hidup denganku cukup lama, kenapa masih tidak bisa memahamiku? Kenapa masih mengeluh dengan sikapku? Bukankah kau menerima lamaranku berarti kau sudah siap dengan segala kekuranganku? Kenapa kau masih tidak bisa mengerti?”

Hiuhwi hanya mampu mengerjapkan matanya berulang kali mendengar rentetan kalimat yang keluar dari bibir suaminya.

“Aku pun banyak kekurangan Hwi-ya, bukan hanya kau. Aku.. Minta maaf karena belum bisa mengingatmu. Dan untuk soal kau yang belum siap untuk mempunyai momongan, aku bisa mengerti. Aku sadar, tidak seharusnya aku memaksamu. Aku seharusnya menanyakan alasanmu tentang itu, bukannya aku malah pergi dan marah padamu. Jeongmal mianhae.” Kyuhyun mengakhiri kalimatnya dengan mengecup dahi Hiuhwi lama. Menyalurkan rasa hangat akan diri gadis ini.

Hiuhwi masih diam tidak bergeming ketika Kyuhyun menurunkan kecupannya di pipi kiri. “Hwi-ya…” Jemari Kyuhyun mengelus lembut wajahnya yang terlihat pucat. “Kau demam, sayang..”

Hiuhwi langsung menatap Kyuhyun ketika mendengar kata ‘sayang’ keluar dari bibir pria ini. “Oppa…” Hiuhwi kembali meneteskan air matanya. Ia terharu. Baru kali ini, Kyuhyun memanggilnya ‘sayang’. Selama 4 tahun ia kenal dengan pria tampan dan berwatak dingin ini, baru kali ini ia dipanggil ‘sayang’. Ajaib.

“Ya! Ya! Kenapa menangis lagi? Haish.. Aku salah lagi.” Gumam Kyuhyun sembari mengacak rambut kecoklatannya sehingga berantakan.

“Oppa.. Saranghae!” Hiuhwi tiba-tiba memeluknya, membenamkan wajahnya dalam dada bidang Kyuhyun, membasahi kemeja hijau kotak yang dipakai pria ini. Hiuhwi mengeratkan pelukannya, menghirup sebanyak mungkin aroma yang ada dalam diri Kyuhyun. Sudah lama sekali ia tidak memeluk Kyuhyun. Tepatnya setelah Kyuhyun keluar dari rumah sakit satu bulan lalu. Yah.. Itu karena Kyuhyun yang menghindarinya, bahkan tidur pun terpisah.

Kyuhyun diam-diam tersenyum. Mendekap Hiuhwi semakin erat. “Meskipun aku belum mengingatmu, tapi aku yakin dengan hatiku bahwa kau memang takdirku. Gadis bodoh, cengeng juga pendek.”

“Oppa!!!” Rajuk Hiuhwi dengan memukul dada Kyuhyun membuat pria ini tertawa.

“Meskipun begitu, aku mencintaimu Hwi-ya. Apa kau mau berjanji satu hal padaku hum?”

Hiuhwi mendongak agar bisa menatap wajah Kyuhyun. “Apa?”

“Tetap di sisiku, apapun yang terjadi. Janji?”

“Hm! Pasti Oppa, aku berjanji apapun yang terjadi nanti, aku akan tetap bersama Oppa.”

“Bagus!”

Chup!

Kyuhyun mendaratkan kecupan singkat di bibir pucat Hiuhwi. Wajah gadis ini sontak memerah. Meskipun penerangan minim tapi masih bisa terlihat oleh Kyuhyun bahwa Hiuhwi tersipu malu yang kini menular padanya.

“Kajja kita pulang.” Seru Kyuhyun dengan membuka pintu mobil untuk Hiuhwi.

“Hum!” Hiuhwi hanya menjawab dengan gumaman. Ia masih setengah sadar setelah Kyuhyun mengecupnya tadi, bahkan tangannya kini terangkat untuk menyentuh bibir.

“Berhenti berkelakuan bodoh begitu Nyonya Cho. Kalau kau masih memegangi bibirmu, aku jamin aku langsung menyerangmu detik ini juga!”

“Mwo?! Dasar prevent! Amnesia atau tidak, sama saja. Yadong!”

END

11 comments

  1. ahhh…akhirnya dapet ff oneshot romance juga, over all bagus thor feelnya dapet banget, keep writing ne ^__^

  2. Bagian di mana kyu bentak hwi itu rasanya nyesek bngt, Kyk hwi sama sekali gk ada artinya 😦
    bener kata huihwi, kyu amnesia atau gk ttp aja yadong kkk

  3. Wow,, suka jalan ceritanya,,
    Kirain td Kyu pura2 amnesia,, ternyataaa,,,
    Haishh,, Kyu sma aja, amnesia ato ga ttap aja pervert,,
    Kyu,, Kyu,,
    Ckckck

  4. amnesia atau enggak tetep pervert hahahaha
    jarang” kan ada cowok kayak kyu
    syukurlah go ada gadis lain yang memanfaatkan keadaan kyuhyun jadi dia masih bisa bahagia dengan istrinya

Leave a reply to deesungie Cancel reply