You.. Love Me?

image

 

Author : Blue Rose

Title : You… Love Me?

Genre : Sad Romance

Length : Oneshoot

Rate : Straight

Cast : Chou Zhoumi, Sung Hye Sang

 

Disclaimer : Cerita ini saya buat khusus untuk Jest Tata. Semoga suka dan maaf lama. :p

 

***

 

Bagi Hye Sang, gadis dengan tinggi semampai serta rambut panjang ikal sebahu yang selalu dibiarkan tergerai, memandangi pemuda tampan disebelah rumahnya adalah hal biasa yang ia lakukan. Rutinitas di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah. Apalagi jika hari sedang libur, gadis satu itu pasti akan betah berlama-lama dalam kamar, mengabaikan sarapan pagi bersama ayah dan ibunya dengan memilih duduk di sofa yang sengaja ia letakan dekat jendela kamar yang berhadapan langsung dengan taman kecil di samping rumah.

Hye Sang akan tersenyum seperti orang bodoh saat mata sipitnya tak sengaja melihat pria bermarga Cho tersebut–tetangga rumahnya–tertawa kala bermain dengan anak anjing peliharaannya. Anjing jenis Shih Tzu warna putih dengan bulu panjang dan lebat. Pemuda yang diketahui Hye Sang dari ibunya itu berumur 20 tahun, baru pindah seminggu lalu.

“Hye Sang, kau sudah ditunggu Zhoumi. Cepatlah turun,” teriakan keras ibunya dari lantai bawah membuat kegiatan Hye Sang yang sedang memandangi tetangga tampannya terpaksa terusik.

Gadis itu mendengus kemudian meraih gagang telpon, memencet nomor yang sudah sangat dihapal di luar kepala. “Oppa untuk apa datang pagi-pagi begini? Lagi pula, ini hari libur.” tanpa salam terlebih dahulu gadis itu langsung melontarkan pertanyaan. Hye Sang berbicara dengan tatapan terus ter-arah ke luar jendela. Ke salah satu objek yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya. Saat ini, pemuda bermarga Cho itu sedang berolah raga, menggerakan tubuhnya, melemaskan otot-otot tangan serta kaki. Bibirnya tersenyum tanpa sadar.

“Tentu saja menjemputmu. Kau bilang ingin jalan-jalan ke Perpustakaan kota juga membeli beberapa buku,”

Hye Sang langsung menepuk keningnya pelan kemudian menggerutu pelan. Ia melupakan ucapannya sendiri.

“Apa oppa sudah di rumahku?”

“Sejak setengah jam lalu,” terdengar gerutuan dari seberang sana.

“Oke, aku akan turun dalam 20 menit lagi.”

“10 menit, lebih dari itu aku pulang.”

“Oke, 10 menit.” Hye Sang segera menutup telpon. “Cho, aku pergi sebentar. Ini masalah penting. Aku harus lulus ujian, jadi aku harus pergi. Bye..” Hye Sang berbicara sendiri dengan pandangan tertuju ke tempat pemuda itu berada kemudian melambaikan tangan, seolah-olah pemuda tampan itu melihatnya. Andai bulan depan tidak ujian nasional, ia pasti akan terus duduk di sana hingga tetangganya itu pergi, masuk ke dalam rumah.

Bertepatan dengan Hye Sang yang pergi dari tempat ‘semedi’nya pemuda itu menoleh ke arah jendela kamar Hye Sang yang terbuka. Pemuda itu tersenyum miring. Ia tahu jika dalam beberapa hari ini ada seseorang yang selalu mengawasinya dari jauh–tetangganya. Sung Hye Sang, gadis yang lebih muda dua tahun darinya. Siswi sekolah Anyang yang duduk di tingkat akhir.

***

 

“Kau ini lama sekali huh? Apa yang kau lakukan di kamar? Hanya mengganti baju saja setengah jam, padahal aku bilang 10 menit.” Zhoumi langsung memberondong pertanyaan ketika gadis yang sejak tadi ditunggunya keluar rumah. Hye Sang mengerucutkan bibir mungilnya, “Sudah, jangan banyak tanya. Ayo, jalan.” Hye Sang membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang dengan nyaman. Zhoumi yang masih di luar mobil menggeleng tidak percaya dengan sikap seenaknya gadis itu.

“Kau itu bocah, berani sekali menyuruhku, huh?” Geram Zhoumi begitu masuk dan duduk di balik kemudi. Hye Sang hanya tersenyum polos, “Aku sudah 18 tahun oppa, sudah bisa disebut dewasa, bukan bocah lagi.”

“Baru juga mendapat KTP, sudah berlagak dewasa,” cibir Zhoumi dengan menghidupkan mesin mobil.

“Dari pada kau, sok tua.” Balas Hye Sang tak mau kalah, “Eh.. Tapi kau memang sudah tua yah. 22 tahun, tua sekali.” Ujar Hye Sang dengan nada mencemooh. Zhoumi tak menanggapinya, pemuda tinggi itu sudah terbiasa dengan olokan atau julukan sok tua yang keluar dari bibir gadis di sampingnya.

“Aku tidak bisa berlama-lama menemanimu, setelah membeli buku yang kau cari, kita segera pulang. Aku ada acara siang ini,” Zhoumi menoleh sekilas untuk melihat bagaimana reaksi gadis itu.

“Pasti kencan ‘kan?” Tebak Hye Sang malas. Ia sudah tahu kebiasaan Zhoumi yang satu ini. Hari sabtu dan minggu adalah kencan.

“Pintar sekali kau,” tangan kanannya refleks mengacak poni Hye Sang gemas, membuat gadis itu mendecak sebal.

“Eugh, berhenti melakukan itu, oppa. Kekanakan, kau tahu huh?” Zhoumi tergelak mendengar kalimat Yookyung. Pemuda itu kembali melakukan hal yang sama pada gadis kecilnya.

“Bocah..”

“Ya! Sudah kubilang berhenti lakukan itu dan hentikan juga panggilan bocah.” Sengit Hye Sang dengan memalingkan wajah ke arah samping, menatap jalanan.

“Aigoo, nona Sung merajuk, ckck.” Cibir Zhoumi disertai senyum geli. Gadis itu tetap tidak merespon, tetap diam hingga mereka sampai di tempat tujuan mereka, perpustakaan kota.

***

 

Perpustakaan kota memang selalu dipadati pengunjung yang datang, entah itu hari libur atau bukan. Rak-rak buku yang menjulang tinggi membuat Hye Sang sedikit kesulitan menggapai buku yang dicarinya. Meskipun gadis itu sudah berjinjit dan mengulurkan tangan tapi tetap tidak bisa meraih buku itu.

“Kau ingin mengambil ini?” Suara bass dari arah belakang serta uluran tangan seseorang membuat Hye Sang berhenti menggapai buku itu. Sepertinya ia kenal dengan jenis suara ini. Bukan Zhoumi. Seperti…, tetangga baru di sebelah rumahnya. Meskipun ia tidak pernah berbicara secara langsung dengan pemuda itu, tapi Hye Sang pernah mendengar suaranya yang merdu.

“Ambillah,”

Hye Sang membalikkan badan untuk memastikan dugaannya. Dan saat itu juga ia terkejut. Dugaannya benar. Orang yang selama seminggu ini ia awasi diam-diam kini ada di hadapannya dengan mengulurkan buku yang tadi ingin diambilnya.

Tanda sadar Hye Sang terus memperhatikan wajah pemuda ini. Tampan. Tidak ada kata lain yang bisa Hye Sang ucapkan selain kata ‘tampan’. Dan yang paling menarik dari pemuda ini adalah bibirnya yang sexy. Merah dan penuh. Hye Sang suka dengan bentuk bibir seperti itu.

“Kau terpesona padaku?” Hye Sang langsung tertunduk malu. Dalam hati ia merutuki kebodohannya yang dengan terang-terangan mengagumi pemuda itu.

“Bukankah kau anak ahjuma tetangga rumahku?”

Hye Sang refleks mendongak, menatap pemuda itu tidak percaya. Dia tahu jika Hye Sang adalah tetangganya. Tidak bisa dipercaya.

“Cho Kyuhyun,” Hye Sang tidak langsung menjabat tangan Kyuhyun melainkan terus menatapnya tidak percaya. “Jadi, siapa namamu nona?”

“Hye Sang,” cicitnya gugup. Gadis itu menjabat tangan Kyuhyun. Besar dan hangat. Hye Sang merasa jika ini seperti mimpi. Berkenalan dengan Kyuhyun–tetangga tampan yang diam-diam ia sukai. Berbicara dengannya seperti saat ini. Hye Sang masih tidak bisa percaya jika ini nyata.

“Aku juga tahu kalau kau setiap pagi memperhatikanku dari jendela kamarmu,” wajah gadis itu semakin memerah mendengar kalimat Kyuhyun. Pemuda itu terkekeh. Hye Sang terlihat sangat manis sekarang. Gadis remaja memang polos, pikirnya.

“Mianhae,”

“Gwaenchana, ”

Hye Sang tersenyum tipis melihat Kyuhyun tersenyum. Pemuda itu benar-benar membuat Hye Sang terpesona.

“Hye-ie, kau sudah menemukan bukumu belum?” Zhoumi muncul dari arah belakang Kyuhyun dengan tangan kiri membawa beberapa buku. Di samping pemuda itu berdiri seorang gadis. Meskipun tingginya tidak mencapai 160cm, tapi gadis itu cantik. Rambut kecoklatannya yang dibiarkan tergerai yang hanya dijepit oleh jepit rambut bagian kiri terlihat manis.

Jadi ini gadis yang akan dikencani, oppa? Pikir Hye Sang dengan terus memperhatikan keduanya hingga ia tidak sadar jika ini mereka telah berada di hadapannya, yang duduk di kursi.

“Eh, hyung, kenapa kau ada di sini?” Kyuhyun menatap Zhoumi heran, begitu juga sebaliknya.

“Aku mengantar bocah itu,” Zhoumi menunjuk Hye Sang yang kini menatap semua orang dengan tatapan bingung.

“Kalian saling kenal?” Hye Sang menujuk Kyuhyun dan Zhoumi bergantian. “Tentu, Kyuhyun hobaeku di universitas.” Zhoumi memberi penjelasan singkat bagaimana mereka bisa saling mengenal. “Dan apa yang kau lakukan di sini dengan bocah ini, Kyu?” Zhoumi menatap Kyuhyun. “Sung Hyo mencarimu dari tadi, benar kan, Hyo-ya?” Zhoumi menoleh ke samping, dimana gadis yang dipanggil Sung Hyo berada. Gadis itu mengangguk kecil. “Aku sudah menemukan buku yang aku cari, tapi ketika aku kembali ke tempat oppa duduk, kau tidak ada. Saat aku mencarimu, kami bertemu dan Zhoumi membantuku untuk mencarimu, Kyu.”

Kyuhyun mengangguk mengerti mendengar penjelasan gadis itu, “Maaf, aku tadi pergi melihat-lihat.” Tangan kiri Kyuhyun mengusap kepala Sung Hyo disertai senyum tipis. Terkesan lebih lembut dari saat pemuda itu tersenyum untuk Hye Sang.

“Kau sudah menemukan bukunya ‘kan? Bagaimana kalau kita pulang?” Kyuhyun bertanya dengan suara lembut kepada Sung Hyo yang langsung mengangguk setuju.

Zhoumi menatap pasangan itu tanpa kedip. “Sung Hyo-ya, apa yang kau lakukan pada setan kecil ini sehingga ia jadi jinak begini?” Bisiknya di telinga Sung Hyo yang bisa di dengar Kyuhyun. Bukan bisikan sebenarnya karena Hye Sang juga mendengarnya.

“Ya! Hyung, apa maksudmu, huh?” Kyuhyun mendesis tajam ke arah Zhoumi yang terlihat acuh.

“Aku hanya tidak percaya jika seorang iblis sepertimu bisa jatuh cinta juga.” Cibir Zhoumi dengan nada pura-pura tidak percaya. Ia sudah mengenal Kyuhyun cukup lama maka itu ia bisa berkata seperti itu. Kyuhyun bukanlah orang yang bisa berkata lembut seperti beberapa saat lalu. Pemuda itu selalu bersikap seenak sendiri, blak-blakan serta tidak perduli orang lain. Tapi melihat sikap Kyuhyun yang berkata dengan nada halus pada Sung Hyo tadi tentu membuat Zhoumi terkejut.

“Aku juga manusia,hyung.” Kyuhyun tidak membantah. Pemuda tampan itu merangkul Sung Hyo mesra yang semakin membuat Zhoumi terbelalak tak percaya, terlebih Hye Sang. Gadis itu tidak bisa berkata-kata. Terlalu terkejut dengan apa yang dilihat dan didengarnya.

Beberapa saat lalu ia baru merasa kebahagian yang begitu luap karena pada akhirnya ia bisa bertemu dan bicara langsung dengan Kyuhyun. Namun sekarang seolah ada ribuan jarum yang menusuk dadanya. Rasa bahagia yang sempat dirasanya hilang dalam sekejap. Kyuhyun sudah mempunyai kekasih. Artinya ia telah patah hati sebelum berusaha.

Kuncup bunga yang sempat mekar langsung layu begitu saja setelah melihat kumbang yang menghampirinya mengganti arah haluan.

***

 

“Tumben kau diam, tidak mengoceh ini-itu?” Zhoumi merasa ada yang aneh dengan Hye Sang setelah mereka pulang dari perpustakaan kota. Ah tidak, tepatnya setelah melihat Kyuhyun dan Sung Hyo pamit pulang tadi.

“Kau sedang patah hati?”

“Tidak.”

Zhoumi mendengus keras. “Aku mengenal dirimu dengan baik, Hye Sang-ah. Lebih dari dirimu sendiri. Jadi aku tahu kau sedang senang, sedih atau patah hati seperti saat ini.”

“Jangan sok tahu,” kilah Hye Sang cepat. Bagaimana mungkin Zhoumi bisa tahu jika ia patah hati? Ia tidak pernah bercerita pada pemuda satu ini jika ia menyukai tetangga barunya–Kyuhyun.

“Aku tidak sok tahu. Tapi aku memang tahu.” Tandas Zhoumi. “Kau akan diam seperti ini jika sedang patah hati. Kau ingat sebulan lalu setelah kau putus dari Kang Jun? Wajahmu sekarang sama persis seperti waktu itu. Suram.”

“Cih..” hanya decihan lirih yang keluar dari bibir Hye Sang untuk menanggapi kalimat Zhoumi yang memang seutuhnya benar. Perasaannya saat ini benar-benar kacau, sama seperti bulan lalu. Saat ia putus dari Kang Jun. Teman sekelasnya yang ia pikir juga menyukainya namun ternyata Kang Jun memacarinya hanya karena kalah taruhan. Benar-benar bodoh dan naif.

“Patah hati ternyata menyakitkan yah,”

“Ya.”

Hye Sang menoleh ke samping, menatap Zhoumi yang sibuk menyetir mobil. Tatapan pemuda itu lurus ke depan.

“Kau tidak pernah merasakan yang namanya patah hati, oppa. Kau hanya tahu bagaimana cara mempermainkan wanita.”

Zhoumi seketika menepikan mobilnya. Hye Sang cukup terkejut karena Zhoumi tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan kini menatapnya tajam.

“Ya! Kau ingin kita mati hah?” Marahnya dengan tangan mengelus kening yang membentur dashboard mobil.
Hye Sang yang melihat Zhoumi hanya diam memandangnya merasa tidak nyaman.

“Kenapa oppa menatapku seperti itu?”

“Aku tidak pernah mempermainkan wanita manapun, Hye Sang-ah. Justru aku yang dipermainkan oleh orang yang aku cintai.”

“Huh?” Hye Sang menyerngit tidak mengerti. “Kau selalu berkencan dengan gadis-gadis setiap minggunya tapi kau bilang tidak mempermainkan mereka? Justru kau yang dipermainkan? Lucu sekali.”

Zhoumi menggeleng, “Aku tidak berkencan dengan mereka. Kau tahu alasan utama aku melakukan itu? Berdekatan dengan gadis-gadis?” Zhoumi menatap dalam gadis di sampingnya. Tatapannya melembut, “Aku ingin membuat gadis itu melihatku. Tapi nyatanya aku salah dengan cara itu. Ia memang melihatku, tapi dia tidak pernah tahu bahwa aku sengaja berdekatan dengan gadis lain agar cemburu. Gadis itu tidak tahu jika aku telah menyukainya sejak lama, empat tahun lalu.” Zhoumi menunggu reaksi Hye Sang beberapa saat, namun gadis itu hanya diam terpaku memandangnya.

Zhoumi menarik nafas dalam kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Hye Sang, “Gadis itu kau, Hye Sang-ah. Aku menyukaimu sejak empat tahun lalu. Sejak pertama kali kita bertemu di rumahmu.”

Hye Sang saat itu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama tingkat dua. Gadis berkuncir dua dengan dress warna peach menarik perhatian Zhoumi (19) sehingga ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya berkenalan. Sung Hye Sang anak dari rekan kerja ayahnya.
Mereka berteman dekat seiring berjalannya waktu. Dan Zhoumi mulai merasakan perasaan lain dalam dirinya ketika melihat senyum khas milik Hye Sang. Cinta. Zhoumi mencintai Hye Sang. Ingin melindungi gadis itu dan selalu membuatnya tertawa jika ia ada di sampingnya.

Namun ia harus bersabar menahan perasaannya hingga saat ini. Ia tidak ingin mengganggu sekolah Hye Sang setelah ia mengungkapkan perasaannya pada gadis itu. Tapi ternyata ia salah. Menyembunyikan perasaannya selama ini justru membuatnya tersiksa karena Hye Sang justru menjalin hubungan dengan pemuda lain.
Ia harus menekan kuat perasaannya ketika gadis itu menceritakan bagaimana kencan pertamanya ketika berpacaran. Melihat senyum bahagia di bibir Hye Sang cukup mampu menekan rasa sakit hatinya. Dan sebagai ganti untuk menghibur diri sendiri, ia selalu bilang setiap minggu aku pergi kencan.

Memakai alasan konyol yang membuat Hye Sang justru membencinya.
Hye Sang tidak pernah tahu jika ia selalu berbohong saat mengatakan itu.

“Aku antar kau pulang,” Zhoumi kembali menyalakan mobil. Tidak berkata apa-apa lagi setelah pengakuannya. Sedangkan Hye Sang masih diam. Gadis itu sangat terkejut mendengar pengakuan Zhoumi.

Pemuda itu menyukainya sejak empat tahun lalu.

Astaga..

Dia tidak pernah tahu!

***

 

Hari-hari berlalu begitu cepat. Sudah seminggu ini Hye Sang tidak bertemu lagi dengan Zhoumi. Tidak juga menerima pesan darinya.

Apakah Zhoumi marah padanya?

Pertanyaan itu selalu ada dalam kepala Hye Sang sehingga gadis itu menggeram, kesal karena konsentrasi belajarnya terganggu oleh seorang Chou Zhoumi.

“Sebenarnya aku ini kenapa, huh? Dan dia juga kenapa tidak menghubungiku sama sekali?” Gerutu Hye Sang gemas sembari menyandarkan kepalanya ke meja belajar. Gadis itu tidak bisa belajar dengan tenang jika seperti ini terus. Ia harus fokus untuk ujian yang tinggal beberapa minggu lagi.

“Argh! Tuan Chou, awas kalau ketemu nanti. Kau harus bertanggungjawab untuk ini.”

“Hye Sang, pelankan suara nak. Ini sudah larut. Kau mengganggu tetangga.” Terdengar suara ibunya dari luar kamar.

“Masa bodoh, mau tetangga terganggu atau tidak, itu bukan urusanku.” Ucap Hye Sang acuh. Dia memang type orang yang tidak begitu peka dan perduli dengan orang lain. Baginya, diri sendiri itu lebih penting.

Untuk apa mengurusi orang lain, belum tentu mereka perduli denganku juga.

Itulah motto gadis itu.

“Jika kau tidak mau menemuiku, biar aku saja yang menemuimu.” Tekad Hye Sang. Ini tidak bisa dibiarkan begini saja. Ia harus berbuat sesuatu untuk merubahnya.

Hye Sang meraih ponselnya, mengetik sesuatu untuk Zhoumi.

Tepat pukul 1 siang besok, aku menunggumu di sekolah. Kalau kau tidak menjemputku, kau akan tahu akibatnya.

Setelah menekan send Hye Sang tersenyum tipis. “Awas saja kalau kau tidak datang,” gumamnya disertai smirk.

***

 

“Hye Sang-ah!”

Gadis yang mengenakan seragam sekolah itu menoleh setelah menutup pintu pagar rumahnya. Kyuhyun, tetangga rumahnya berlari kecil ke arahnya.

“Annyeong..” Hye Sang menyapa lebih dulu.

“Annyeong,” sahut Kyuhyun setelah berhadapan dengan Hye Sang. Kyuhyun terlihat tampan dengan kemeja biru yang dipakainya serta celana jeans hitam itu. Sangat pas tubuh tegapnya.

“Mau berangkat sekolah?” Hye Sang mengangguk singkat. Melihat Kyuhyun saat ini Hye Sang merasa ada yang aneh dalam dirinya. Setelah mengetahui bahwa Kyuhyun mempunyai kekasih, ia sudah tidak begitu perduli lagi. Bahkan kegiatan ‘mengintai’ Kyuhyun yang minggu lalu ia lakukan setiap pagi kini tidak ia lakukan lagi. Yang ada hanya dipikirannya justru Zhoumi.

“Oppa sendiri mau pergi?” Jika dilihat dari pakaian Kyuhyun yang rapi sepertinya pemuda itu akan bepergian.

“Ya. Bagaimana kalau kita berjalan bersama sampai halte bus?” Ajak Kyuhyun yang disetujui Hye Sang.

“Oppa tidak membawa mobil?” Hye Sang bertanya heran. Tidak biasanya Kyuhyun naik bus, karena setiap pagi ia melihat Kyuhyun pergi menggunakan mobilnya.

“Oh itu–mobilku masuk bengkel.”

“Dan kau juga tumben naik bus? Biasanya Zhoumi hyung selalu menjemputmu kan?”

Hye Sang menggeleng, “Sudah tidak lagi.”

“Kenapa? Kalian bertengkar?” Hye Sang seketika menghentikan langkahnya.

“Bertengkar?” Ulang gadis itu lirih. Kyuhyun mengangkat bahu, “Mungkin.”

“Tidak, kami tidak bertengkar.” Hye Sang kembali melanjutkan langkah, berjalan di samping Kyuhyun.

“Tapi kulihat hyung sedikit berubah akhir-akhir ini,”

“Maksudmu?” Hye Sang merasa penasaran dengan kalimat Kyuhyun.

“Dia seperti sedang patah hati.” Hye Sang seketika menatap Kyuhyun dengan tatapan tidak percaya. Pemuda itu menyerngit heran, “Hei, jangan menatapku seperti itu.”

“Maaf.” Hye Sang menunduk. Mereka masih terus berjalan berdampingan dengan sesekali berbincang, dengan Kyuhyun yang menggodanya mengenai kegiatan ‘mengintai’ yang dilakukan Hye Sang di pagi hari.

***

 

“Zhoumi-ya, ada yang menunggumu di gerbang depan.” Sungmin, teman sekelas di mata pelajaran bahasa asing memberitahunya. Pemuda jangkung itu menyerngit, ia merasa tidak mempunyai janji dengan siapapun.

“Siapa?”

Sungmin mengangkat bahunya, “Aku tidak tahu. Kyuhyun yang menelponku tadi dan mengatakan padaku agar aku menyampaikan pesannya. Ia tidak punya nomor telponmu yang baru makanya Kyuhyun menelponku.” Zhoumi mengangguk mendengar penjelasan pemuda manis yang sedang membereskan buku-buku kemudian memasukkan ke dalam tas ransel.

“Sebaiknya kau cepat temui dia.” Saran Sungmin agar Zhoumi bergegas ke luar. “Kyuhyun bilang jika orang itu wanita.”

Zhoumi mengangguk, maka secepat ia membereskan buku-bukunya. “Aku pergi dulu, sampai ketemu di kelas selanjutnya, Sungmin-ah. Bye…”

Sungmin membalas lambaian tangan Zhoumi kemudian berseru, “Good luck!”

Langkah Zhoumi langsung terhenti begitu melihat kerumunan di gerbang utama universitas. Banyak laki-laki yang berkumpul membentuk setengah lingkaran.

Ada apa? Pikirnya.

“Ya! Jangan dekat-dekat seperti itu!”

Zhoumi semakin mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai di kerumunan itu. Telinganya seperti mendengar suara Hye Sang, gadis yang sudah seminggu ini tidak ditemuinya.

“Jadi untuk apa kau berdiri di sini, Nona manis? Siapa yang kau tunggu?” pemuda bertubuh kekar dan cukup tinggi yang berdiri di samping kiri Hye Sang bertanya.

“Sudah kubilang aku menunggu Zhoumi Oppa. Kenapa masih bertanya juga?” Hye Sang kali ini menjawab dengan sedikit kesal. Berdiri kurang lebih selama satu jam dan dikelilingi orang-orang yang dikenalnya membuat jenuh dan pusing.

“Aigoo.. Kau galak sekali,” satu lagi pemuda yang berdiri di samping Siwon–yang bertanya pertama kali–berbicara.

“Sorry guys, ini gadisku. Bisa kalian menyingkir?” Kerumunan itu langsung terpisah begitu mendengar suara dari arah belakang. Zhoumi–pemuda yang mengenakan kemeja biru muda lengan pendek berdiri di sana, menatap mereka tajam. Siwon langsung bungkam begitu melihat tatapan itu ter-arah padanya.

“Op–ya!” Hye Sang memberontak dari tarikan tangan Zhoumi yang menariknya paksa.

“Diam dan ikut aku.” Tegas dan tidak bisa dibantah. Hye Sang belum pernah melihat Zhoumi yang seperti ini, terlihat sangat marah.

Pemuda itu membawa Hye Sang ke mobilnya yang terparkir di luar area universitas. “Apa yang kau lakukan di sini, Sung Hye Sang?” Ditatapnya Hye Sang dengan tajam. Gadis itu belum menjawab, masih mengusap pergelangan tangan kirinya yang memerah.

“Tentu saja menunggumu,”

“Kau bolos sekolah?” Zhoumi mengalihkan pembicaraan setelah memperhatikan penampilan gadis itu. Masih mengenakan seragam sekolah Anyang. Ini masih pagi, jam 9 dan seharusnya gadis itu ada di kelas sedang belajar.

“Tidak, aku sudah ijin.”

Zhoumi menggeleng tidak percaya, “Kita bicara di dalam saja. Masuk.” Dibukanya pintu penumpang untuk Hye Sang. Meskipun terlihat enggan dan kesal namun gadis itu menurut.

“Jadi, apa yang kau lakukan di sini? Untuk apa mencariku?” Zhoumi mengulang pertanyaannya setelah duduk di kursi balik kemudi dan menyalakan mobil, namun belum menjalankannya.

Hye Sang menatap Zhoumi serius, “Oppa.. Menyukaiku?”

“Kurasa kau sudah tahu karena aku sudah mengatakannya minggu lalu, jadi tidak akan kujawab.” Tenang dan santai. Bagaimana bisa Zhoumi menjawab dengan nada seperti itu?
Kenapa pemuda ini berubah dingin seperti ini?

“Ada yang mau kau tanyakan lagi?” Zhoumi menunggu Hye Sang karena sepertinya gadis itu ingin menanyakan hal lainnya.

“Apa kau marah padaku?”

“Tidak, untuk apa? Dan apa alasanku marah padamu?”

“Mungkin–karena kau kecewa tidak menerima jawaban atas pengakuanmu tempo hari.” Tebak Hye Sang ragu. Ia berusaha mati-matian mengatur detak jantungnya yang menggila di dalam rongga dadanya. Membentur tulang rusuknya dengan keras.

“Aku tidak memerlukan jawaban karena aku sudah tahu jawabannya. Pengungkapan waktu itu karena aku lepas kendali.”

“Jadi kau–tidak membutuhkan jawaban dariku? Tidak sama sekali?” Terbersit rasa kecewa dalam diri Hye Sang karena Zhoumi tidak membutuhkan jawaban darinya.

“Sebenarnya kau ini kenapa, bocah? Aneh sekali.” Zhoumi mengusap sudut mata Hye Sang saat melihat airmata gadis itu siap jatuh.

“Kau menyukaiku atau tidak, oppa?” Zhoumi menarik tangannya kemudian tersenyum lembut. “Aku antar kau pulang,”

“Aku tidak ingin pulang sebelum kau menjawab pertanyaanku.” Zhoumi cukup terkejut Hye Sang membentaknya. Akhirnya ia.memilih mengalah setelah mempertimbangkannya. Ia tidak bisa berdebat dengan bocah ini.

“Kau ingin jawaban? Baik. Akan aku jawab. Aku memang menyukaimu. Puas?”

“Cium aku,” dua kata yang keluar dari bibir Hye Sang tanpa ragu ataupun malu-malu membuat Zhoumi tercengang.

“Kau–bercanda?” Ujarnya tidak percaya. Hye Sang menggeleng.

“Kalau kau tidak mau menciumku, biar aku saja yang menciummu.” Hye Sang memajukan wajahnya ke arah Zhoumi yang mundur ke belakang hingga terpojok. Tidak ada lagi tempat untuk menghindar.

“Hye–” Zhoumi membeliakan mata sipitnya. Tidak percaya jika gadis yang selalu dipanggilnya bocah ini bisa berbuat nekad begini.

“Oppa tidak pandai berciuman,” ucap Hye Sang pelan tepat di sudut bibirnya. Zhoumi merasakan udara disekitarnya lebih panas dari panas tubuhnya, padahal ac mobil tetap menyala.
Astaga.. Hanya karena bocah ini ia jadi gila begini.

“Kau melakukan kesalahan lagi, Hye Sang-ah.” Desah Zhoumi frustasi. Hye Sang tidak perduli.

“Aku tidak melakukan kesalahan apapun padamu, oppa. Hanya menciummu kan?”

Innocent sekali gadis ini, gemas Zhoumi dalam hati.

“Oke, aku justru semakin frustasi karenamu.” Zhoumi meremas rambutnya kasar.

Hye Sang tersenyum melihat Zhoumi seperti itu. “Rasakan akibatnya karena membuatku tidak bisa berkonsentrasi.”

“Apa yang kau bicarakan?” Hye Sang langsung menoleh, “Tidak ada,”

“Pembohong.” Cibir Zhoumi dengan tangan kanan menjawil hidung Hye Sang.

“Ya!”

“Aku tidak menyangka kalau kau se-liar ini,” Zhoumi menggelengkan kepala melihat keadaan mereka saat ini. Hye Sang duduk di pangkuannya dengan kedua tangan gadis itu yang berada di bahunya. Hye Sang tersenyum polos. Ia juga tidak sadar dengan tindakannya tadi. Entah kenapa ia bisa berkata seperti itu. Jika dipikir ulang membuat malu saja.

“Bisa kau duduk di tempatmu, bocah?”

“Kenapa? Aku nyaman seperti ini.” Hye Sang tersenyum menggoda. Zhoumi menyumpah serapah dalam hati.

“Jika kita terus seperti ini, aku tidak jamin kau pulang dalam keadaan ‘utuh’.” Zhoumi menekankan kata di suku kata terakhir. Utuh.
Ia lelaki normal berdarah panas. Melihat Hye Sang yang duduk di pangkuannya dengan rok sekolah yang tersingkap hingga sebatas paha tentu mengundangnya untuk menyentuh paha putih gadis itu. Tapi ia tidak akan jadi lelaki brengsek. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

“Hye..” Kali ini Zhoumi memejamkan mata, bersabar. “Duduk di tempat semula atau–”

“Atau apa?” Hye Sang justru menantangnya. Zhoumi meradang sekarang.

“Bocah ini…” desisnya gemas dan tanpa banyak kata Zhoumi merengkuh wajah Hye Sang dengan kedua tangan. Meraup bibir gadis itu yang masih memerah.

“Oppp–” Jangan salahkan Zhoumi dalam hal ini. Bukankah Hye Sang yang pertama kali memulainya? Menciumnya lebih dulu kemudian tidak mau menuruti perkataannya?

“Kau yang menggodaku lebih dulu jadi jangan salahkan aku.” Bisik Zhoumi dengan serak di telinga Hye Sang.

“Hya!!! OPPA KAU MESUM!”

 

Finish

8 comments

  1. Yahhhh kirain sad and……….. ehhhhh ternyata happy and seru dahhhhhh kak ann selalu keren kalaw buat ff…..deg degan tadi bacanya

  2. achh….
    mereka so sweets bngt sech….
    jadi iri…
    untung gag sad end…

    keren pokoknya..

    di tggu krya”mu yang lain ea thor..

    keep writing n good luck….

Leave a reply to Rinie moet Cancel reply