My Young Wife

image

Author : Bluerose8692

Title : My Young Wife

Rate : PG16

Cast : Kim Jong Woon, Choi Hye Sun

” Jika kau mencintai seseorang tak perlu kau ungkapan. Cukup dengan tindakan yang menunjukkan bahwa kau sangat mencintainya. Itu sudah lebih dari cukup untuk mengungkapkan perasaanmu yang sesungguhnya.”

*****

Choi Hye Sun, gadis berusia 19 tahun. Dia harus memulai kehidupan barunya mulai hari ini, menjadi seorang istri dari Kim Jong Woon atau yang lebih di kenal dengan Yesung.
Gadis yang masih duduk di bangku tahun pertama universitas itu terlihat begitu semangat dengan status baru yang di dapatnya beberapa hari lalu, yaitu menjadi istri Kim Jong Woon. Seorang penyanyi Solo yang sedang naik daun. Pria yang lebih tua 7 tahun darinya.

Gadis itu tersenyum senang begitu meletakan piring terakhir berisi sayuran yang baru di masaknya. Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar manis di tangan kirinya, pukul 06.45 KST.
Ia harus membangunkan suami tercintanya itu. Hye Sun melepaskan apron yang melekat di tubuhnya kemudian menuju kamar mereka, di mana sang suami yang masih sibuk bergelung dengan selimut tebal berwarna abu-abu.
Suaminya masih terlelap dalam damai.
Ia mendecak melihatnya, dengan bertolak pinggang ia berjalan mendekat ke arah ranjang.

“Oppa…” Panggilnya dengan menggoyangkan lengan Jong Woon dengan halus.

Tidak ada respon, pria itu hanya menggeliat kecil dan semakin membenamkan wajahnya dengan menarik selimut hingga menutupi kepala.

Gadis itu mendesis. kebiasaan. Makinya tanpa suara.

“Oppa, cepat bangun.” Kali ini Hye Sun menaikkan intonasi suaranya serta menarik salah satu lengan Jong Woon.

“Sebentar lagi Hye-ie.., Oppa masih mengantuk. Kau tahu bukan semalam Oppa pulang larut.” Jawab pria itu serak, kentara sekali ia memang mengantuk.

Hye Sun mengangguk, membenarkan.

Yesung memang semalam pulang larut. Ia tahu bagaimana lelahnya suaminya itu. Pasti bekerja seperti itu lebih melelahkan dari kelihatannya.
Kalau boleh jujur, ingin sekali ia protes dengan profesi yang di geluti oleh suaminya ini. Ia hanya kurang suka. Bukan karena ia tidak suka Jong Woon bernyanyi, melainkan karena profesinya itulah banyak sekali gadis-gadis yang mengelu-elukan dirinya. Bahkan tak jarang teman sekelasnya memuja suaminya itu di depannya. Tentu saja ia merasa cemburu.

Oh ayolah, wajar bukan kalau ia cemburu? Istri mana yang tidak cemburu melihat suaminya itu di puja-puja di hadapanmu ?

Ingin sekali rasanya ia berteriak sekencang yang ia bisa, memberitahukan semua orang bahwa pria dengan suara emas, mata sipit nan tajam yang memiliki senyum memikat itu adalah suaminya. Ingin rasanya Hye Sun seperti itu. Tapi sayangnya ia tak bisa.
Ia tak dapat melakukan itu.

Pernikahan mereka memang hanya kerabat dan agency tempat Yesung bernaung yang tahu, selebihnya tidak. Bukan tanpa alasan mereka menyembunyikan itu semua. Banyak pro dan kontra bila status mereka diketahui oleh khalayak ramai dan yang paling penting adalah keselamatan Hye Sun sendiri. Lagi pula, itu pun atas permintaan Hye Sun agar pernikahan mereka di sembunyikan dari media. Dan itulah resiko yang harus ia tanggung. Cemburu.

Seharusnya ia sadar itu!

“Jadi Oppa mau tidur sampai jam berapa?” Terdengar kembali suara Hye Sun. Gadis itu kini tengah membuka lemari pakaian dan memilih baju untuk di kenakan suaminya nanti.

“Apa Oppa tidak ada jadwal?” Hye Sun kembali ke arah ranjang dan meletakan pakaian yang dipilihnya tadi ke sisi ranjang yang kosong. Kaos t-shirt putih, kemeja biru kotak dan celana jeans hitam panjang.

“Jam 10 nanti aku ada On Air bersama Ryeowook.” Sahut Jong Woon lirih. Kentara sekali ia begitu lelah.

Hye Sun mengangguk mengerti. “Geureom, Oppa tidur saja lagi. Aku akan bersiap berangkat ke universitas dan sarapannya sudah aku siapkan di meja makan.” Hye Sun berniat meninggalkan kamar namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara Jong Woon yang memanggilnya.

“Ya! Jamkkanman. (Ya! Tunggu sebentar.)”

“Mueoseul? (Apa?)”

“Yeogie gandanhi jeobgeun. Deo mueos eulhaji malinji. (Kemari sebentar. Ada yang ingin aku katakan.)”

Hye Sun mendekat dan Jong Woon yang sudah merubah posisinya menjadi duduk segera menarik lengan Hye Sun, membuat gadis itu terduduk di pangkuannya dan menjerit kecil karena kaget.

“Oppa!” Hye Sun memukul bahu Yesung gemas. Pria itu justru tertawa dan membuatnya semakin tampan di mata Hye Sun. Tangan gadis itu terulur, menyentuh rahang suaminya dan mengelusnya perlahan.

Jong Woon menarik Hye Sun lebih dekat dengannya. “Wae?” Hye Sun menyerngit melihat Jong Woon justru memperhatikannya.

Ada apa dengan suaminya pagi ini?

“Oppa,” tegur Hye Sun kesal karena justru memajukan wajahnya dan mengecup sudut bibirnya.

“Mwo?”

“Dangsini naega kiseuhaji anhneunda, syawo maseyo!
(Kau belum mandi, jangan menciumku!)” Sungut Hye Sun kesal dan menatap tajam suaminya.

Jong Woon mendecak mendengar protes dari bibir Hye Sun. “Morning kiss, sayang.” Ia tersenyum lembut, mencoba menggoda Hye Sun. Namun gadis itu tidak merespon. Ia memalingkan wajahnya.

“Kau marah?” Tanya Jong Woon pelan karena melihat perubahan raut wajah istrinya yang berubah murung. Gadis itu menggeleng kecil.

“Aku tahu ada yang ingin kau tanyakan. Katakan.” Jong Woon menunggu istrinya membuka bibirnya, tapi tak kunjung sepatah katapun yang keluar dari bibir gadis itu.

“Kenapa aku yang kau tanyai? Bukankah kau tadi yang bilang ingin bicara padaku?”

“Ini yang ingin aku bicarakan denganmu. Kenapa kau menghindariku?” Jong Woon menatap dalam gadis di pangkuannya. Ia ingin tahu alasan apa yang membuat gadis yang di peristrinya beberapa hari lalu itu terlihat menjauhinya meskipun Hye Sun tampak biasa saja.
Ia jadi bertanya-tanya, apakah ia telah melakukan kesalahan terhadap gadisnya ini?
Hye Sun berubah sejak hari pertama pernikahan mereka. Entah kesalahan apa yang membuat gadis itu menjauhinya.

“Aku tidak menghindarimu, Oppa.”

“Kau menghindariku, Hye-ie. Katakan padaku, ada apa? Apa aku melakukan kesalahan yang aku tidak tahu?” Tuntut Jong Woon tidak sabar. Ia hanya bingung dan ia tidak ingin masalah ini berlarut-larut lebih lama.

Diacuhkan oleh istri tanpa kau tahu alasannya, itu membuatnya sangat tidak nyaman.

“Tidak ada apa-apa.”

“Lalu kenapa kau jadi aneh begini? Tepatnya setelah malam itu? Apa aku melakukan kesalahan?”

Hye Sun menunduk dan air mata itu lolos dari pelupuk mata. Ia tidak berani memandang suaminya saat ini. Pertanyaan Jong Woon membuatnya kembali mengingat tentang kejadian malam itu, malam pengantin mereka.

“Apa perkataanku waktu itu telah menyakitimu, hm?” Yesung mencoba menebak setelah mengingat-ingat apa saja yang ia katakan pada Hye Sun malam itu.

“An-ni.” Suara Hye Sun bergetar.

Jong Woon mengerjap. Istrinya menangis.

Ya Tuhan, ia telah membuat gadis yang ia cintai kini menangis. Padahal baru beberapa hari lalu ia mengucapkan janji untuk tidak membuat gadis ini menangis. Tapi apa ini…

“Hye-ie…” Jong Woon panik. Jujur saja, selama ia mengenal Hye Sun 5 tahun lalu, ia tidak pernah melihat gadis ini menangis, tepatnya di depan matanya sendiri. Karena di matanya, Hye Sun adalah gadis yang ceria. Jarang ia melihat Hye Sun murung, terkecuali bila ia sedang di terpa skandal dengan seorang gadis barulah gadisnya ini marah dan kesal padanya, memakinya sesuka hati.

“Aku–hanya merasa tidak pantas untukmu, Oppa. Aku masih–tidak bisa memahamimu. Mianhata.”

Sontak saja Jong Woon menggeleng keras. Ada apa dengan gadisnya ini, kenapa jadi berubah cengeng begini?

“Siapa yang bilang kau tidak pantas untukku, Hye? Mereka tidak berhak memutuskan seperti itu.”

“Aku yang mengatakannya, Oppa. Aku yang merasa seperti itu. Aku merasa kau tidak mencintaiku. Kau menikahiku karena permintaan Appa.”

Jong Woon membelalakan matanya, terkejut. Tentu ia terkejut. Istrinya ini tidak percaya bahwa ia memang menikahinya karena cinta, bukan karena semata-mata Hye Sun adalah putri dari Produser tempat agencynya bernaung. Bukan. Tentu tidak sesederhana itu!

“Kenapa kau tiba-tiba berpikir begitu?” Tukas Jong Woon tajam. Ia tidak habis pikir dengan pola pikir istrinya ini. Bukankah waktu itu tidak ada masalah? Tapi kenapa sekarang justru jadi begini.

“Aku punya alasan.” Hye Sun memberanikan diri untuk menatap Jong Woon.

“Alasan tidak bermutu apa yang kau punya huh?” Jong Woon sedikit tersulut emosinya.

“Itu–karena kau tidak mau menyentuhku malam itu.” Hye Sun menatap Jong Woon dengan tatapan terluka. Pria itu mencelos. Ia tahu sekarang. Jadi, karena itu istrinya ini berubah?

“Padahal malam itu aku begitu bahagia karena kau akhirnya menjadi milikku, meskipun tidak semua orang tahu akan hal itu. Tapi aku cukup bahagia. Bagiku, asal bisa bersamamu itu sudah cukup.” Tangis Hye Sun semakin tidak terkendali.

“Hye–”

“Tapi kau justru tidak mau menyentuhku. Kenapa Oppa? Kenapa? Kau membuatku tidak percaya diri, kau membuatku merasa bodoh karena telah menikah dengan orang yang tidak mencintaiku.”

Hye Sun terisak. Ia merasakan sakit di dada kirinya.
Kepalanya penuh dengan satu pertanyaan. ‘Kenapa Jong Woon tidak mau menyentuhnya malam itu?’ Padahal mereka sudah menikah. Tapi Jong Woon justru menolak dengan halus.

Ia jadi berfikir.

Apakah Jong Woon menyesal karena telah menikahinya? Atau ia sama sekali tidak menarik, maka pria itu tidak ingin melakukannya?

“Hye, dengarkan…” Jong Woon menyentuh bahu Hye Sun yang bergetar karena menangis.

“Aku punya alasan mengapa aku tidak melakukan itu denganmu.” Lanjutnya dengan suara halus. Ia harus meluruskan masalah ini.

“Apa?” Hye Sun menatap Yesung dengan wajah sembab.

“Banyak hal yang aku pikirkan. Bagaimana jika kau hamil setelah kita melakukannya–”

“Jadi Oppa tidak mau aku hamil? Kalau begitu untuk apa Oppa menikahiku huh?!” Sela Hye Sun cepat dan menggebu. Marah.

Hamil.
Bukankah wajar jika mereka melakukannya lalu hamil? Toh, mereka sudah resmi menjadi suami istri, apanya yang harus ditakutkan?

“Dengarkan dulu, jangan memotong kalimatku.” Tegas Jong Woon. Hye Sun menundukkan tatapannya.

“Ada beberapa alasan yang membuatku tidak melakukannya padamu, setidaknya untuk saat ini. Pertama, itu atas permintaan orang tua kita.”

“Appa dan Umma?” Hye sun masih terisak. Yesung mengangguk.

“Kedua, itu karena aku tidak ingin melihat kau terlalu lelah. Aku memikirkan masa depanmu kelak. Jika setelah itu kau hamil, bagaimana kau melanjutkan studymu? Cuti? Ah, tidak. Aku tidak ingin kau menunda studymu. Aku ingin kau dapat mengejar cita-citamu. Aku ingin melihat kau menjadi wanita yang sukses, Hye. Tidak ingin menuntutmu untuk mengurusiku dan rumah. Dan bukannya aku tidak ingin menyentuhmu. Aku ingin, bahkan sangat ingin.” Jelas Jong Woon dengan memandang dalam Hye Sun yang masih menangis.

“Oppa..” Lirihnya, ia tidak tahu bahwa Jong Woon memikirkannya sampai sejauh itu.

“Apa kau tahu? Setiap kau tidur di sampingku dengan mengenakan lingerie, aku harus mati-matian menahan diri agar tidak langsung menerjangmu.” Jong Woon mengacak rambutnya frustasi. Ibarat kata, ‘Lauk lezat di depan mata tapi kau tidak mencicipinya sedikitpun.’
Bukankah itu menyiksa?

“Aku tidak ingin membuatmu menyesal. Aku tahu kau sudah siap jika suatu saat nanti menjadi ibu dari anak-anakku, tapi aku ingin itu terjadi jika kau sudah benar-benar siap. Siap dalam arti, kau sudah menyelesaikan studymu, kau sudah bekerja. Aku ingin melihat kau sukses dulu. Yah, meskipun itu butuh waktu, tapi aku berjanji pada diriku sendiri aku harus bersabar. Karena aku sangat mencintaimu, Hye. Maka aku memikirkan semua ini.”

Jong Woon kembali menatap Hye Sun yang menutup mulutnya dengan kedua tangan, menahan isakan. Ia rengkuh tubuh istrinya itu, memeluknya erat.

“Mianhae Oppa,”

“Jangan meminta maaf. Akulah yang seharusnya meminta maaf padamu. Maafkan aku karena telah membuatmu menangis. Maafkan aku karena telah membuatmu berfikir yang bukan-bukan karena aku tidak menyentuhmu di malam itu. Maaf Hye,” Ucap Jong Woon berulang kali dengan memeluk erat gadis itu.

“Oppa,” gumam Hye Sun. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia merasa bodoh karena telah berfikir buruk tentang suaminya ini. Ia pikir, Jong Woon tidak mencintainya. Tapi apa.. Ia justru sangat mencintainya dengan memikirkan masa depannya kelak. Betapa beruntungnya ia mendapatkan suami seperti pria ini-Kim Jong Woon-.

“Terimakasih, Oppa.”

End!!!

FINISH!

4 comments

  1. ommo.. so sweet bgt yaa yesung oppa ini..
    bener2 tipikal suami idaman,, pemikirannya udh jk pnjg smpe ksna..
    hye sun ah.. Q iri bgt.. ><

Leave a comment